Pilihan Material Finishing untuk furniture kayu
Lapisan terluar kayu membutuhkan finishing. Selain untuk membelikan nilai estetika yang lebih baik pada furniture juga untuk menutupi beberapa kelemahan kayu dalam hal warna, tekstur dan ketahanan kayu terhadap benturan dan keadaan cuaca.
Ada beberapa pilihan material untuk finishing tergantung pada selera dan type permukaan kayu. Cara pengaplikasiannya pun bisa berbeda beda. Dilihat dari jenis material pada dasarnya ada 2 jenis finishing untuk kayu dan produk kayu olahan.
Finishing non transparan
Material ini 100% menutupi permukaan kayu dan menyembunyikan tampak aslinya. Bentuk fisiknya dapat berupa cat, lembaran atau rol.
Cat duco mempunyai banyak pilihan warna. Dari warna pastel, natural, maupun warna-warna yang mencolok. Cocok untuk furniture modern, minimalis dan juga furniture anak. Harganya relative mahal dan bila sudah dicat, serat asli tidak bisa dikembalikan lagi. Dapat diaplikasikan dengan spray (semprot) atau menggunakan kuas. Dengan kemajuan teknologi dan design sekarang ini motif pun dapat dibuat dari cat. Seperti motif batu, marmer, motif pecah seribu ataupun motif silver, tembaga dan emas.
Finishing yang berbentuk lembaran atau rol ada bermacam macam seperti veneer (lapisan tipis kayu asli), laminate( bisa HPL atau paper fancy laminate), Taconsheet, dan PVC(polyvinyl carbonate). Bentuknya lembaran atau rol yang direkatkan di permukaan kayu dengan menggunakan lem khusus. Finishing ini banyak dipakai untuk menutupi permukaan kayu olahan seperti Playwood, MDF, ataupun particle board.
Finishing transparan ( Clear finish)
Clear finish biasanya berbentuk cairan dan paling banyak digunakan pada furniture kayu. Sifatnya lebih fleksibel dan cocok untuk finishing berbadan lebar ataupun permukaan yang melengkung. Jenis material finishing dan cara pengaplikasiannya pun sangat bervariasi seperti oil, politur, melamine, nitro cellulose (NC), Polyurethane (PU), dan waterbased lacquer.
Oil merupakan jenis finishing paling sederhana dan mudah aplikasinya. Oil akan meresap ke dalam pori-pori kayu dan mencegah air untuk keluar masuk. Cara aplikasinya dengan menyiram, merendam atau melumuri kayu dengan oil. Cara ini tidak akan melindungi kayu goresan atau benturan fisik lainnya.
Politur biasanya berbentuk serpihan atau batangan yang kemudian dicairkan dengan alcohol atau ada juga yang siap pakai dengan proporsi alcohol yang tepat. Politur diaplikasikan dengan memakai kain yang dipoles secara berkala pada permukaan kayu. Finishing ini dapat dilapis ulang jika sudah memudar secara berkala.
NitroCellulose atau NC terbuat dari bahan resin NC yang dicampur dengan thinner. Bahan ini membentuk lapisan film yang tahan air namun belum kuat untuk menahan goresan ataupun benturan fisik. NC diapilikasikan dengan spray( semprot) dengan alat bertekanan udara ataupun memakai kuas.
Melamine memberikan lapisan film yang lebih tinggi daripada NC. Permukaan kayu sangat halus karena pori pori tertutup. Bahan ini lebih sulit untuk dilapis ulang dan akan berbau menyengat setelah aplikasi. Ada 2 pilihan finishing yaitu doff dan gloss. Dapat diaplikasikan dengan spray ataupun memakai kuas
Polyurethane atau PU merupakan jenis finishing yang paling tebal lapisan filmnya. Sehingga tampilannya yang seperti lapisan plastic membuat kayu menjadi tidak alami. Daya tahannya terhadap panas dan air sangat baik membuat PU cocok untuk furniture eksterior.
Waterbased lacquer menggunakan pencair air murni dan resin yang tertinggal di permukaan kayu. Lapisan ini tahan air dan goresan. Lebih disukai oleh para konsumen dari eropa.
(source: www.rumahide.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar